Sunday, May 17, 2015

Puisi : setangkai mawar patah

Bunga indah kuncup sebelum mekar

Berwarna merah darah pengharapan

Bagai perjuangan tanpa balas

Hanya setangkai penuh duri

Bertahan dari petikan tangan

Tangan pematah harapan

Dan sebagaimana embun pagi

Yang menempel tinggal sampai kering

Memberikan bunga kesegaran kesejukan

Dan kemudian hilang kerika terik datang

Setiap hari menunggu embun kembali

Dan kemudian patah hati

Terik kuat memuaikan embun

Embun sejuk datang kemudian hilang

Akankan embun bertahan

Jawabannya hanya tak mungkin embun mungkin itu adalah hujan

No comments:

Post a Comment